MEMBANGUN OPTIMISME MENJALANI HIDUP
Oleh: BAMBANG SUDARMAJI, M.Pd.I
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا
لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ
وَتَقْوَاهْ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ الله،
اُوْصِيْنِي نَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا
أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin jamaah
Jumat Yang di Rahmati Alloh
Kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para
hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ dengan selalu
menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Hadirin… Di tengah krisis multidimensi yang menimpa bangsa kita ini, mulai dari
krisis moral, krisis ideologi, krisis ekonomi, dan lain sebagainya, marilah kita
renungkan firman Allah berikut ini:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ
مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ،
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا
إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Artinya: “Dan sungguh kami
uji kalian dengan sedikit rasa ketakutan, lapar, kekurangan harta benda, jiwa,
buah buahan. Dan berilah kabar gembira orang orang yang sabar. Yaitu
orang-orang yang ditimpa musibah, mereka mengatakan ‘Sesungguhnya kami milik
Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Mereka itulah orang yang
akan mendapatkan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang mendapatkan
hidayah.” (QS Al-Baqarah: 155-157).
Hadirin jamaah
Jumat hafidhakumullah,
Dari ayat tadi bisa kita telaah bahwa kehidupan manusia itu selalu
berubah-ubah. Roda kehidupan selalu berputar, terkadang kita jumpai kemudahan
dalam segala bidang, dan pada lain waktu, kita temukan kesulitan hidup. Di satu
saat kita bisa bersedih, di saat lain kita bisa tiba-tiba menjadi gembira.
Semua dinamika ini dinamakan sebagai ujian dari Allah subhânahu wa ta’âlâ agar iman kita bisa menjadi tebal, kedekatan
kita kepada Allah akan selalu bertambah. Dalam kitab matan al-Kharidah
al-Bahiyyah, Syekh Ahmad Dardir mendendangkan sebuah syair:
وَكُنْ عَلَى آلَائِهِ شَكُوْرًا، وَكُنْ عَلَى بَلاَئِهِ صَبُوْرًا
Artinya: “Dan bersyukurlah
atas nikmat-nikmat Allah, dan bersabarlah atas cobaan-cobaan-Nya.”
Qasidah ini menjelaskan tentang tugas kita, agar pandai-pandai
bersyukur atas karunia Allah. Anugerah yang diberikan tidak membuat kita lena
tentang bagaimana cara menggunakan nikmat tersebut secara baik dan benar.
Begitu pula sebaliknya. Pada waktu kita dikasih cobaan oleh Allah, tugas kita
adalah bersabar. Kita harus selalu ber-husnudhan kepada Allah. Kita perlu yakin,
Allah akan memberikan kemudahan kepada kita, mungkin saja nanti atau di
kemudian hari. Allah berfirman:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ، إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya: Sesungguhnya bersama
kesulitan, ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan.”
(QS As-Syarh: 5-6).
Di ayat tersebut, Allah mengulangi tentang kebersamaan antara
kesulitan pasti akan ada kemudahan, itu pasti. Bahkan Allah mengulangi sampai
dua kali. Kita tidak boleh meragukan firman Allah ini.
Hadirin, Sekarang ini, di antara kita mungkin sedang bertani, namun
gagal panen. Atau panen sukses tapi harganya tidak sesuai harapan. Yang menjadi
pelajar, nilai yang diperoleh kurang sesuai harapan. Yang kerja kantor, ada
masalah di kantornya. Yang berdagang ditipu orang. Hal tersebut bisa saja
menimpa kita. Di saat-saat demikian, kita tetap harus menata hati untuk
memosisikan Allah pada dugaan yang selalu baik. Kata Allah dalam hadits qudsi
menyebutkan:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ
عَبْدِيْ بِيْ
Artinya:
“Aku itu berada pada posisi dugaan
hamba-Ku kepada-KU.”
Maksudnya, jika kita meyakini Allah tidak akan bisa menyelesaikan
masalah kita, masalah kita pun tidak akan kelar. Apabila kita yakin bahwa Allah
bisa menyelesaikan urusan kita yang menurut ukuran kita itu sangat rumit, Allah
pun akan menyelesaikan problem tersebut dengan skenarionya yang indah. Maka
yang patut kita panjatkan kepada Allah bukan kalimat “Ya Allah, masalahku sungguh besar.” Bukan. Namun, dengan kalimat “Masalah! Allah-ku maha paling besar.”
Seberapa besar masalah kita, Allah lebih agung daripada masalah kita.
Hadirin jamaah
jum’ah rohimakumullah,
Solusi terbaik menghadapi hidup adalah optimisme.
اَلْيَقِيْنُ اَلْعِلْمُ كُلُّهْ
Artinya: “Optimisme merupakan
sumber keilmuan apa saja.”
Mari kita bangun optimisme, sembari sambil membenahi
kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita, kita evaluasi sikap kita,
kinerja kita, dengan tetap mengutamakan doa, munajat kepada Allah subhânahu wa
ta’âlâ yang rajin, shalat malam, supaya masalah kita diselesaikan oleh Allah
dengan cara-Nya yang indah, insyaallah kita akan diberikan jalan keluar dari
aneka krisis tersebut.
Pesan Nabi Ya’qub kepada anak-anaknya yang disebutkan dalam
al-Quran:
وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ
رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Artinya: “Janganlah kalian
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat
Allah, hanyalah orang-orang kafir.” (QS Yusuf: 87).
Dengan demikian, ada beberapa pelajaran yang perlu kita petik dari
khutbah kali ini: Pertama, semua orang akan dipenuhi rasa jika tidak sedang
bahagia, maka dia sedang berduka. Jika bahagia, sikapnya harus bersyukur, jika
berduka harus bersabar. Kedua, berdoa atau memohon kepada Allah dengan penuh
optimisme itu sangat penting. Ketiga, pentingnya berhusnudhan kepada Allah
ta’âlâ, karena berprasangka baik merupakan kunci kebahagiaan. Keempat, bagi
orang yang sedang dirundung duka, penuh cobaan hidup, hendaknya memperbanyak
doa:
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَك َإِنِّيْ كُنْتُ مِنَ
الظَّالِمِيْنَ
Semoga kita tergolong orang-orang yang bisa mensyukuri aneka macam
nikmat Allah. Andai saja kita diberi cobaan, semoga kita dianugerahi sabar dan
optimisme serta pribadi yang selalu dekat kepada Allah baik dalam keadaan suka maupun
duka.
بارك الله لى ولكم فى القرأن العظيم، وجعلني واياكم بما فيه من الآيات
والذكر الحكيم. إنه هو البر التواب الرؤوف الرحيم. أعوذ بالله من الشيطن الرجيم،
بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2)
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3) ـ وقل رب اغفر وارحم وأنت ارحم الراحمين
*) Penulis adalah guru mata pelajaran ke-NU-an di SMA Islam Sunan Gunung Jati Pondok Ngunut
*) Penulis adalah guru mata pelajaran ke-NU-an di SMA Islam Sunan Gunung Jati Pondok Ngunut
Komentar
Posting Komentar