Langsung ke konten utama

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM MENCETAK GENERASI ISLAMI


KHUTBAH JUM’AT : TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM MENCETAK GENERASI ISLAMI 

Oleh: BAMBANG SUDARMAJI, M.Pd.I

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَنَا بِاْلهُدَى وَالأَوْلاَدِ وَاَّلذِيْ أَرْحَمَنَا بِاْلمَغْفِرَةِ وَاْلأَبْنَاءِ ، أَشْهَدُ أنْ لاإلهَ إلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَسُبْحَانَ الَّذِيْ أَفْضَلَنَا عَلىَ سَائِرِ مَخْلُوْقَاتِهِ ، وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أُرْسِلَ إلَى جَمِيْعِ أُمَّتِهِ ، أللّهُمَّ صَلِّي وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يَتَمَسَّكُوْنَ بِسُنَّتِهِ وَدِيْنِهِ ، أمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Hadirin Sidang Jum’at Rokhimakumullah

Marilah kita senantiasa mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. karena dengan semakin mendekatkan diri kepadaNya, insya Alloh jalan hidup kita senantiasa diberkahi dan diridhoi oleh Allah SWT.

Hadirin jamaah jumah yang dimulyakan Allah

Pada era sekarang ini, sangat penting bagi kita umat Islam untuk menyiapkan para generasi penerus yang berakhlak mulia, memiliki ilmu pengetahuan dan memahami teknologi serta ber iman dan bertaqwa kepada Alloh SWT.

Rasulullah SAW bersabda :
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلىَ اْلفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِ أوْ يُنَصِّرَانِ أوْ يُمَجُّسَانِ

Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya. Kedua orang tuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya, orang tualah yang memiliki tanggung jawab utama dalam mendidik dan menjadikan seorang anak  sebagai pribadi yang sholeh atau sebaliknya. Ajarkan nilai-nilai dan budaya islami kepada anak-anak kita. Ajarkan kepada mereka cara mengeja huruf-huruf hijaiyah, ajarkan cara membaca Al-Qur’an yang benar, ajarkan cara wudlu dan sholat yang benar, ajarkan cara berintraksi yang sesuai dengan syari’at, ajarkan cara berbusana menurut agama dan lain sebagainya. Karena semua itu adalah kewajiban kita sebagai orang tua. Jikalau kita sebagai orang tua merasa tidak mampu untuk mengajarkan semua itu, maka kewajiban kita sebagai orang tua adalah mencarikan guru sebagai pengganti kita. Sebagai contoh: masukkan anak-anak kita di lembaga- lembaga TPQ, Madrasah- madrasah diniyah, atau di Pondok – pondok pesantren. Ingat, mereka adalah tabungan dan harapan kita dikala kita nanti sudah kembali kehadirat Alloh SWT. Hal ini juga sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban.” (HR. Bukhori-Muslim)

Hadirin jamaah jumah yang dimulyakan Allah

Anak merupakan harapan setiap orang tua dalam kehidupan rumah tangga mereka. Anak adalah kebanggaan dan dambaan. Namun terkadang anak juga dapat menjadi cobaan yang sangat berat bagi kedua orang tuanya. Karenanya, setiap orang tua wajib mendidik anak-anak mereka sesuai tuntunan agama Islam.

Anak-anak yang dididik dengan Tuntunan Islam diharapkan menjadi anak-anak yang sholeh, berbakti dan berguna bagi bangsa, negara, masyarakat dan agamanya. Tentu saja orang tuanya adalah yang pertama kali memetik buah dan pahala dari kesalehan anak-anaknya. Namun  sebaliknya, jika orang tua tidak pernah mendidik dan mengarahkan mereka sesuai dengan tuntunan agama Islam lalu anaknya menjadi durhaka, hidupnya jauh dari norma agama maka yang pertama kali mendapatkan kiriman dosa adalah orang tuanya.

 Allah SWT berfirman,

وَالَّلذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْناَ لِلُمُتَّقِيْنَ إِمَامًا

Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqaan, 25:74)

Hadirin jamaah jumah yang dimulyakan Alloh

Sebuah do’a yang tertulis didalam kitab Al-Qur’an yang seyogyanya selalu kita panjatkan adalah :

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ

Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang shaleh.” (QS. Ash-Shoffaat, 37:100)

Dua Ayat ini meneguhkan kepada kita, bahwa selayaknya sebagai pribadi Muslim yang beriman, tentu kita berharap untuk dikaruniai buah hati yang dapat dibanggakan, shaleh-shalihah, berbakti dan berguna bagi sesamanya. Namun Allah Subhanahu Wata’ala juga mengingatkan kita, bahwa segala anugerah yang berupa keturunan dan segala milik kebendaan serta lain-lainnya, adalah hanya ditentukan oleh Allah SWT. karenanya, sebagai orang beriman, tentu kita tidak boleh menyalahkan siapa pun jika barangkali kita belum dikaruniai keturunan. Karena Allah-lah yang telah menentukan setiap kelahiran yang telah maupun akan muncul di muka bumi ini.

Semoga Alloh SWT menganugerahkan kepada kita putra putri yang sholih sholihah, menjadi penenang hati, penerus generasi, beriman, bertaqwa, berilmu pengetahuan serta memahami teknologi sehingga kita semua menjadi orang-orang yang Fiddunya Hasanah Wafil akhiroti Hasanah dan diselamatkan dari api neraka, Aamiin Ya Robbal’alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ



*) Penulis adalah guru mata pelajaran Ke-NU-an di SMA Islam Sunan Gunung Jati Pondok Ngunut


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pameran Kreasi Seni Siswa SMA Islam Sunan Gunung Jati

LDS adalah salah satu wadah pengembangan bakat siswa dalam hal kedisiplinan di lingkungan sekolah. mereka ditempa untuk menjadi seorang siswa yang mampu menjaga dan menciptakan suasana yang penih kedisiplinan dilingkungan SMA Islam Sunan Gnung Jati

PUISI : Dia tak peduli

                                                                      Dia tak peduli  Oleh : Andre S Lesmana  12 IIS 2 Santri Asal Sumatera Nanti d ia semakin merajalela    Tak peduli dengan sekitarnya   Tak peduli dengan sampah negara yang berkembang   Mentari semakin pudar kehilangan sinar kebebasannya Orang-orang saling membunuh perasaan Tak   peduli yang ditindihkan Tak peduli yang di bawah   Aku melihat dia tersiksa mana keadilan yang katanya akan diratakan   Bumi berontak menghancurkan segala yang di atasnya Bukannya aku tak mau Aku tak bisa bergerak Ranta-rantai uang terus membelengguku   Dia seakan tak peduli dengan yang di bawah Tapi . . . Nanti air ...