Oleh : Nina Nur
Aini, S.Pd
Kegiatan
yang hampir setiap hari dilakukan peserta didik adalah melakukan aktivitas
sekolah. Kegiatan rutin dalam kelas pun sering sekali menjadi kebosanan peserta
didik dalam belajar. Hal tersebut tidak bisa dipungkiri bahwasannya cara
belajar peserta didik dan metode pembelajaran pendidik sangat memengaruhi mood untuk fokus belajar. Mood yang tidak bisa diprediksi itu bisa
disebabkan oleh beberapa faktor internal maupun eksternal.
Faktor mendasar
yang terkadang dilupakan pendidik ,yaitu seberapa berpengaruhnya metode
pengajaran yang diterapkan. Metode yang
cenderung konvensional dengan lamanya menjelaskan materi menjadi faktor utama
pada pembahasan kali ini. Hal ini didasari dari kemampuan peserta didik
menyerap penjelasan dari pendidik ketika di kelas. Sebagai contoh pendidik
menjelaskan materi sekitar 40 menit lebih tanpa jeda, penjelasan tersebut belum
tentu terserap maksimal karena kemampuan mendengar peserta didik pada umumnya
rata-rata hanya 20 menit kemudian di menit selanjutnya secara bertahap
kemampuan mendengarpun menurun. Jadi bisa ditarik simpulan bahwa kemungkinan
besar 20 menit pertama peserta didik bisa memahami apa yang disampaikan
pendidik tetapi 20 menit kemudian bisa jadi penjelasan yang disampaikan tidak
bisa dipahami secara optimal bahkan sama sekali tidak paham. Apalagi jika cara
penjelasan pendidik beralur monoton dan antikritik hingga 40 menit, otomatis
penjelasan tidak bisa terserap secara maksimal bahkan kemungkinan penjelasan
tersebut menjadi pengantar tidur peserta didik.
Jika
membahas mengenai kebosanan peserta didik di kelas hingga mereka tertidur dan
beralih ke tujuan lain, Alangkah baiknya jika tidak terburu-buru menyalahkan
peserta didik karena itu belum tentu tepat karena pendidik juga perlu
mengevaluasi diri sendiri terlebih
dahulu. Bukankah pendidik dan peserta didik haruslah saling melengkapi? Ketika
pendidik menginginkan peserta didik bisa belajar sesuai tujuan maka sebaliknya
pendidik pun harus memahami peserta didik.
Sebenarnya
ada beberapa cara untuk menguatkan konsentrasi peserta didik diantaranya,
pendidik membuat materi yang menarik, mengajak peserta didik belajar di luar
kelas, mengajak ice breaking, dan ada baiknya jika pendidik memberi waktu
istirahat dengan menyuruh peserta didik berdiri atau bergerak sehingga dalam
beberapa menit kemudian peserta didik dapat menerima pelajaran dengan penuh
konsentrasi dengan senam otak.
Kali ini
akan lebih fokus pendekatan dengan senam otak karena kegiatan ini masih jarang
dilakukan. Padahal senam ini sangat berpengaruh terhadap konsentrasi peserta
didik. Masalah pikiran melayang-layang di luar pelajaran maupun tertidur pasti akan
menjadi gangguan. Pikiran harus diarahkan dengan benar sehingga konsentrasi
peserta didik makin kuat. Karena hal tersebut memengaruhi proses hingga hasil
belajar peserta didik. Maka salah satu cara yang bisa diterapkan dengan mudah ,yaitu
dengan melakukan senam otak.
Senam otak
merupakan serangkaian gerakan untuk menjaga kesehatan mental dan fungsi
kognitif. Setiap manusia memiliki otak
yang mana terdiri atas otak kanan dan kiri dan setiap manusiapun pasti memiliki
kecenderungan ke salah satu otak tersebut. Maka dari itu perlu adanya
penyeimbangan sederhana dengan melakukan senam otak. Rutin melakukan senam otak
yang jelas akan berpengaruh ke aktivitas otak dengan menyerap informasi secara
cepat sekaligus meningkatkan kemampuan daya ingat dan kemampuan bahasa. Sehingga peserta didik bisa belajar dengan santai
tanpa mengalami stress (lelah, cemas) Selain itu, senam otak dapat membuat
suasana kelas lebih menarik dan menambah semangat belajar.
Penerapan
senam otak bisa dilakukan di awal atau
di tengah pembelajaran. Waktu yang diperlukan pun tidak terlalu lama cukup 3-5
menit. Akan lebih menyenangkan jika diiringi instrumen musik dan kalimat
sugesti positif dari pendidik.
Beberapa gerakan
senam otak yang bisa dipraktikkan dengan mudah:
1. Gerakan menyilang, yaitu menggerakkan
lutut kanan ke atas secara perlahan, kemudian gunakan siku tangan kiri untuk
menyentuh lutut kanan
2. Gerakan jari, yaitu mengepal kedua
telapak tangan kemudian gerakkan ibu jari kiri bersamaan dengan jari kelingking
kanan tanpa menggerakkan jari yang lain.
3. Gerakan ulek setrika, yaitu tangan
kanan diarahkan ke depan seperti sedang menyetrika dan tangan kiri digerakkan
seperti menumbuk. Bisa diulang sebaliknya.
4. Gerakan hidung telinga, yaitu secara
bersamaan tangan kanan menyentuh hidung dan tangan kiri menyentuh telinga .
kedua tangan menyilang. Bisa diulang sebaliknya
Senam otak
adalah satu dari puluhan cara untuk menguatkan konsentrasi peserta didik. Senam
tersebut bisa diterapkan di kelas ketika keadaan peserta didik sedang tak
bersahabat. Yang jelas setiap pendidik
pasti memiliki cara unik berbeda dalam mengajar . Maka dari itu, tujuan utama pendidik
harus menyulap peserta didik untuk suka belajar. Pendidik wajib masuk ke dunia
siswa terlebih dahulu, melakukan pendekatan dengan membangun pondasi interaksi
sehingga dapat menyelami berbagai karakter. Kemudian pendidik bisa menciptakan
atmosfer belajar yang menyenangkan. Peserta didik pun dapat menikmati proses
belajar sehingga menciptakan peradaban yang berkualitas.
*) Penulis adalah guru Bahasa Indonesia di
SMA Islam Sunan Gunung Jati Pondok Ngunut.
Komentar
Posting Komentar