Oleh: M Fikri Haikal (XII MIA 1)
Sebuah
pertanyaan yang mungkin pernah terlintas dalam benak seorang muslim. Sebuah
lafad ringkas ini seolah selalu diutamakan dalam setiap akan melakukan sesuatu,
entah itu dari hal yang berbau sepele ataupun yang sifatnya penting dan sangat
formal. Karena saking sakral dan utama, orang Jawa pernah berkata, lek arepe
gawe durung maca bismillah ndak apik, bale iso ra barokah, kalau mau
melakukan sesuatu belum baca bismillah, nanti bisa tidak barakah. Begitulah
kira-kira artinya.
Bismillah,
ringkas tapi sangat berbobot. Telah banyak kitab-kitab klasik yang membahas
keutamaan bismillah, salah satunya Tanqihul Al-Qoul syarah Lubabul
Al-Hadist, sebuah kitab karangan Syekh Nawawi Al-Bantani yang mengomentari
kitab hadist karya Syekh Jalaludin Abdurrahman bin Abi Bakar As-Suyuti. Sebab
beliau menyarahi kitab hadist ini ialah karena banyaknya orang yang butuh
pengetahuan tentang hadist, ditambah lagi karena tidak adanya syarah Lubabul
Al-Hadist yang berguna untuk menjelaskan secara detail dari isi hadist
tersebut.
Dalam
muqodimah yang ada di kitab Tanqihul Al-Qoul tersebut, ada pembahasan
singkat tentang bab bismillah. Diterangkan bahwa besok di padang masyhar
umat-umat terdahulu terkejut ketika melihat umat islam yang timbangan
kebaikannya memberat hanya dengan sebuah lafad bismillah, para nabi terdahulu
berkata pada umatnya bahwa lafad tersebut terdiri dari tiga ‘asma yang
mana lafad tersebut jika ditaruh disisi timbangan dan sisi yang satunya ditaruh
kejelekannya makhluk maka lafad bismillahlah yang lebih berat.
Ada
salah satu sabda Rasulullah yang mana beliau pernah bersabda bahwa tidak ada
doá yang tertolak jika didahului dengan lafad bismillah. Ya, bismillah ialah awal
dari segalanya dan bisa untuk apapun. Bisa untuk menyembuhkan penyakit, sebagai
rajah, membebaskan dari kasulitan
bahkan bisa menjadi satir atau penghalang dari jilatan api neraka yang
berkobar, semua kelebihan tersebut ialah kehendak dan kuasanya Allah, tanpa-Nya
lafad bismillah tak berarti.
Kenapa
lafad bismillah bisa sebegitu agung dan besar faedahnya? Ya, karena dalam satu
lafad tersebut terdapat penyebutan pujian terhadap-Nya. Diawali dengan menyebut
äsma-Nya, lalu nama disebut kita puji sabagai dzat yang maha kasih
kepada semua makhluk, entah berakal ataupun tidak, beriman maupun kafir semua
kasih-Nya yang Allah miliki dicurahkannya tanpa pandang bulu. Jika seorang ibu
hanya kepada anaknya kasih terbesar dicurahkan, seorang bos hanya kepada pegawai
yang paling dipercaya dan rajin, sataupun kolektor kepada barang yang paling
langka dan berjumlah sedikit. Berbeda dengan Allah, semua terkena curahan
kasih-Nya tenpa terkecuali. Universal. Berbeda dengan maha penyayang-Nya yang
hanya dicurahkan kepada orang-orang yang beriman, ini ialah sebagai rasa sayang
kepada hamba yang susah payah dan rasa cinta untuk mengabdi kepada-Nya.
Bahkan
kitapun akan dilindungi dari syetan yang datang dari empat penjuru hanya dengan
lafad bismillah, karena malaikat Zabaniyyah-algojonya para pendosa di
neraka-ini diberi kekuatan yang begitu hebatnya dengan lafad bismillah.
Kehebatan dan keagungan lafad ini juga terbukti sebagai dari intinya inti.
Disebutkan bahwa semua kitab yang Allah turunkan kepada para utusan-Nya
kira-kira berjumlah 600.000, semua kitab itu diringkas menjadi empat kitab,
termasuk Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Lalu dari empat kitab itu
diringkas dalam kitab suci Al-Qur’an, dari banyaknya surah dalam Al-Qur’an
diringkas lagi dalam surah Al-Fatihah, surah tersebut mamiliki inti dalam lafad
bismillah. Dari lafad bismillah itu intinya dalam huruf ba’nya, huruf ba’nya
itu intinya dalam titik di huruf ba’. Kitab yang berjumlah 600.000 itu intinya
dalam titik di huruf ba’ dalam lafad bismillah. Luar biasa bukan?
Dari
sini dapat kita ketahui bahwa keagungan lafad bismillah ini selain karena
kehendak dan kuasa-Nya, juga disebabkan pemujian namanya dengan dua sifat utama
yang melekat pada dzat Allah. Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Coba kita kalau ingin
meminta kepada orang tua sudah pasti agar lekas diberi kita puji apa yang
dibanggakan olehnya. Nanti hatinya akan luluh dan apa yang kita inginkan akan
diberi. Mungkin ini seperti konsep pujian pada umumnya, ya karena bismillah itu
juga termasuk pujian.
Ada lagi
contoh yang lebih cocok, ketika kita akan melakukan sebuah proker (proyek
kerja) disuatu tempat seperti halnya KKN yang biasa dilakukan oleh para
mahasiswa. Para mahasiswa yang telah diberi fasilitas oleh pemimpin setempat
untuk melakukan prokernya, pasti ketika akan melakukan pembukaan prokernya
mereka akan memuji sifat baik hati si pemimpin setempat yang telah memberi
fasilitas untuk melakukan proker ini agar dapat berjalan dengan lancar.
Seperti
halnya lafad bismillah, ketika akan melakukan sesuatu seperti: makan, minum,
ngaji, membaca Al-Qur’an, ataupun hal positif lainnya kita mengucapkan
bismillah. Hal itu karena Allah telah memfasilitasi kita segala ’alat’ yang
membuat sesuatu kegiatan yang akan kita lakukan dapat berjalan . seperti makan
dan minum, bismillah itu ya karena kita dikaruniai mulut dan organ tubuh agar
dapat mencernanya dan menjadi pasokan energi bagi tubuh, ataupun mata yang mana
menjadikannya dapat membaca Al-Qur’an, kalaupun tunanetra masih ada tangan bisa
meraba Al-Qur’an braile yang dapat digunakan oleh para tunanetra, karena
lafadnya yang timbul jadi bisa dibaca.
Nah,
mulai saat ini jadikanlah bismillah sebagai pedoman kita untuk mengawali
sesuatu, sudah difasilitasi masa’ yang memberi fasilitas tidak kita
puji. Bukankah itu namanya lancang? Maka, jadikanlah diri kita sebagai manusia
yang bismillah, manusia yang tidak pernah melupakan dan selalu menghargai
seseorang yang telah memfasilitasi kita agar segala yang akan kita lakukan
dapat berjalan. Yang memberi tak berharap apa-apa, tapi berharap apa yang kita
lakukan dapat dilakukan dengan lancar. Ber-bismillah-lah kepada yang telah
memudahkan kita dan jangan kecewakan dengan usaha yang main-main. Mari kita
berbismillah.
*) Penulis merupakan siswa SMA Islam Sunan Gunung Jati Pondok Ngunut kelas 12 MIA 1. Santri dari Batam.
Komentar
Posting Komentar