Langsung ke konten utama

Sedikit tentang Belajar dan Ilmu

Oleh : Mochammad Arif Fitrianto (Alumni 2020)

Pernahkan kita menacari ilmu? Tentu saja kita pernah mencari bahkan membutuhkannya. Ilmu adalah bagian penting dari sebuah kehidupan, tanpa ilmu kita tidak akan pernah mengetahui atau melakukan sesuatu. Baik itu ilmu yang kita pelajari dari pendidikan formal maupun non formal, semuanya berguna bagi kita.

Salah satu cara menambah ilmu yakni dengan belajar. Bukan hanya belajar dengan membaca, menulis, mendengarkan, dan melihat seperti yang sering kita lakukan dalam pembelajaran sekolah, namun juga belajar dari sebuah kejadian, belajar dari kesalahan atau kegagalan, belajar menghormati orang lain, belajar untuk ikhlas, dan belajar dari apapun yang ada.

Banyak sekali hadis atau kata kata pentingnya bagi orang yang belajar atau mencari ilmu. Salah satunya yang sering kita dengar yakni, “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”, hal itu menunjukkan bahwa pentingnya ilmu sampai sampai kita harus mencari ke tempat yang jauh sekalipun. Dalam kitab Alala seorang yang mencari ilmu agar sukses membutuhkan: 1) Cerdas, 2) antusias atau rajin, 3) Sabar, 4) Biaya, 5) lamanya belajar dengan bimbingan seorang guru. Ki Hajar Dewantara yang dikenal sebagai bapak pendidikanpun memberi semboyan bagi untuk pendidikan yakni Ing Ngarso sung thuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. 

Saya sendiri mengartikan belajar yakni agar seseorang mampu menjadi lebih baik dari sebelumnya karena memahami ilmu yang didapat. Misalnya, ilmu yang kita dapatkan dari pembelajaran di sekolah ternyata banyak berguna dalam kehidupan sehari hari seperti menghitung, mengetahui kejadian yang ada di alam atau sekeliling kita, mengerti sejarah dan lain lain. Hal ini membuat kita yang sebelumnya tidak bisa menghitung menjadi bisa dan itu membuat seseorang menjadi maju sedikit ke depan dengan baik daripada sebelumnya. 

Begitu juga bagi seorang santri yang belajar di pondok pesantren, apapun yang dipelajari santri di pesantren baik membaca Al Quran, adzan, tahlil, dan sebagainya bisa diamalkan di masyarakat setelah pulang atau boyong. Tapi bagaimana kalau terus belajar dan mencari ilmu tetap saja tidak bisa apa-apa? Inilah problem bagi orang yang mencari ilmu yang membuat banyak orang menyerah dan pesimis. Jelas ini pemikiran yang salah kalau kita terus belajar itu tidak bisa, justru kita harus tetap istiqomah karena ada hikmah lain yang bisa didapatkan atau memang ilmu yang kita pelajari belum sampai ke kita yang baru kita bisa pahami di lain waktu.

Kisah Ibnu Hajar mencari ilmu bisa dijadikan tauladan. Cerita singkatnya ketika Ibnu Hajar mencari ilmu di pondok pesantrennya, beliau merasa tidak bisa apa apa meski belajar dan tentu tidak kerasan. Kemudian Ibnu Hajar berniat keluar pondok dan berhasil, saat di perjalanan beliau kehujanan yang membuatnya berteduh di bawah pohon. Tak sengaja beliau melihat batu yang terus menerus di tetesi air sehingga berlubang. Hal tersebut membuat Ibnu Hajar kembali semangat kembali mencari ilmu, sebab batu yang keras saja bisa belubang karena ditetesi air, Ibnu Hajar berpikir sejenak bahwa meski merasa bodoh setidaknya dengan terus belajar dan istiqomah maka akan bisa. Setelahnya itu Ibnu Hajar kembali ke pondok pesantren dan di kemudian hari menjadi ulama besar. 

Pada intinya dengan belajar yang sungguh sungguh kita akan mendapatkan ilmu, dan dengan ilmu kita menjadi lebih baik. Dan juga dari berbagai kejadian kita bisa belajar dengan mengambil hal yang baik dan meninggalkan yang buruk sebab tidak ada manusia di dunia yang sempurna tanpa kelasahan, ingat setiap makluk hidup mungkin hebat dalam beberapa hal  tapi tidak dalam segala hal. Terus perbaiki diri dengan belajar dan setiap menyelasikan masalah kita yang dihadapi akan menjadikan lebih dewasa. Jangan lari dari masalah serta teruslah belajar.


*) Penulis merupakan Alumni SMAI SGJ tahun 2020 jurusan MIA, Santri dari Desa Purworejo, Kec. Sanan Kulon, Kab. Blitar

 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

LDS adalah salah satu wadah pengembangan bakat siswa dalam hal kedisiplinan di lingkungan sekolah. mereka ditempa untuk menjadi seorang siswa yang mampu menjaga dan menciptakan suasana yang penih kedisiplinan dilingkungan SMA Islam Sunan Gnung Jati

Pameran Kreasi Seni Siswa SMA Islam Sunan Gunung Jati

PUISI : Dia tak peduli

                                                                      Dia tak peduli  Oleh : Andre S Lesmana  12 IIS 2 Santri Asal Sumatera Nanti d ia semakin merajalela    Tak peduli dengan sekitarnya   Tak peduli dengan sampah negara yang berkembang   Mentari semakin pudar kehilangan sinar kebebasannya Orang-orang saling membunuh perasaan Tak   peduli yang ditindihkan Tak peduli yang di bawah   Aku melihat dia tersiksa mana keadilan yang katanya akan diratakan   Bumi berontak menghancurkan segala yang di atasnya Bukannya aku tak mau Aku tak bisa bergerak Ranta-rantai uang terus membelengguku   Dia seakan tak peduli dengan yang di bawah Tapi . . . Nanti air ...